SINOPSIS
Pembotakan
terakhir dilakukan ketika si aku tepat berumur tujuh tahun. Pembotakan itu
selalu dilakukan oleh ibunya semenjak si aku masih bayi dan setiap umurnya
bertambah. Pembotakan terakhir itu tidak dirayakan karena promotor perayaan
yaitu nenek si aku telah meninggal dunia. Tepat umurnya tujuh tahun adalah hari
kelima belas meninggalnya neneknya.
Dalam
cerita ini banyak diceritakan kehidupan seorang tetangga dari si aku yaitu
Maria. Maria adalah tetangga si aku yaitu seorang yatim piatu yang hidup dengan
etek-nya yang bernama Mak Pasah yang sangat kejam kepada Maria. Sedikit saja
Maria lalai, ia akan dipukuli habis-habisan oleh Mak Pasah. Mak Pasah adalah
pembuat kue dan Maria yang disuruh menjualnya. Maria berjualan tiga kali
sehari, pagi penekuk, siang bubur delima, dan sore limping. Jika kue tidak
habis terjual, ia akan dipukuli setengah mati. Itulah yang menyebabkan Maria
jarang bergaul bahkan ia tidak ada tahu satu pun permainan yang ia ketahui yang
mana permainan sering dimainkan si aku seperti lore, sembang, dan congklak.
Si
aku sangat kasihan dan pilu saat mendengar pekik Maria meminta ampun ketika
dipukuli Mak Pasah. Ibu si aku selalu
membeli kue dari Maria. Suatu hari ditinggal ibu nya sendiri di rumah, dan si
aku diberi remis untuk membeli kue kepada Maria tetapi remis itu dibelikannya
gula tare. Ketika Maria datang, si aku sudah tidak punya uang lagi. Tapi Maria
memberikan sebuah limping dan akan dibayar apabila ibu si aku sudah pulang.
Sekian lama Maria menunggu ibu si aku, tetapi ibu si aku belum juga datang.
Tidak lama kemudian hari mulai senja, dengan wajah pucat Maria segera pulang. Sudah
pasti terdengar pekik Maria dan makian Mak Pasah. Peristiwa itu terjadi sehari
sebelum pembotakan terakhir si aku. Pada malam harinya, si aku bermimpi tentang
Maria yang dipukuli oleh hantu-hantu.
Pembotakan
terakhir pun tiba. Kakek Montok, si tukang cukur mulai membotaki kepala si aku
sedikit demi sedikit. Kepala yang botak adalah hadiah ulang tahun si aku.
Ttiba-tiba saja Maria datang dan tampak di wajah Maria bekas luka dipukul.
Maria terbatuk dan ludahnya berdarah bahkan itu bukan ludah tetapi darah yang
sesungguhnya.tapi ketika ditanya oleh kakek Montok, Maria menjawab bahwa
dirinya baik-baik saja. Keesokan harinya, si aku pergi ke kota di mana tempat
kelahiran ayahnya. Dua minggu kemudian si aku dijemput oleh ibunya. Si aku
ingat dan ingin tahu keadaan Maria. Ternyata Maria telah meninggal dunia. Dan
Mak Pasah pun sudah mencari anak semang yang lain untuk menjual kuenya. Tapi
orang-orang kampung tidak lagi membeli kuenya karena dari dulu kue Mak Pasah
tidak enak. Orang mau membeli kuenya dulu karena orang kasihan kepada Maria.
Kematian Maria karena sikasaan Mak Pasah, persis mimpi si aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar